Sustainable Living di Makassar

Seiring dengan berjalannya waktu, kata “sustainable” kian populer dikalangan pemerintah maupun masyarakat. Entah itu sustainable development, sampai kepada sustainable energy. Namun, banyak orang yang melupakan satu “sustainable” penting yang memiliki dampak besar dan dapat memengaruhi sustainable-sustainable lainnya yaitu sustainable living.

Apa sih Sustainable Living itu?

Sustainable living jika diartikankan dalam bahasa Indonesia berarti kehidupan yang berkelanjutan. Kehidupan yang berkelanjutan disini maksudnya adalah kehidupan dengan pola hidup yang ramah lingkungan dimana penggunaan sumberdaya dilakukan seminimal mungkin sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan menjadi seminimal mungkin pula agar generasi selanjutnya dapat tetap menikmati sumberdaya yang ada.

Berbicara mengenai pola hidup ramah lingkungan sudah tidak asing di telinga kita, apalagi sejak isu-isu lingkungan menjadi booming dikalangan masyarakat, kampanye ramah lingkungan pun gencar dilakukan bersamaan dengan dikeluarkannya produk-produk ber-ecolabel.

Hanya saja, di kota Makassar, yang merupakan kota metropolitan dengan perkembangan pembangunan yang kian pesat, pola hidup berkelanjutan/ramah lingkungan masih sangat minim diterapkan di kalangan masyarakat. Meskipun sudah banyak program-program “kreatif” pemerintah untuk memperbaiki lingkungan di Makassar, tetapi masyarakat seolah tutup mata dan kembali pada pola hidup “primitive” mereka, seperti: buang sampah sembarangan, menggunakan kemasan plastik, hingga menggunakan kendaraan bermotor meskipun jarak yang ditempuh cukup dekat.

Menurut youth speak forum, di seluruh dunia, telah terjadi peningkatan dalam penanganan permasalahan yang berkaitan dengan sustainable living dari berbagai sektor. Mulai dari peningkatan ketersediaan air bersih, peningkatan pendapatan masyarakat yang berdampak pada penurunan angka kemiskinan hingga 50%, sampai kepada penurunan angka kematian bayi. Hal tersebut dikarenakan adanya keberanian masyarakat khususnya kaum muda dalam menyuarakan kepeduliannya terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar mereka.

Menilik hal tersebut, kota Makassar masih memiliki harapan yang besar untuk berbenah diri dalam menciptakan sustainable living ditengah-tengah masyarakatnya. Asalkan, ada pemuda(i) yang berani bersuara mengkritisi permasalahan yang ada dan tentunya memberikan contoh ke lingkungan sekitarnya dan juga memberi solusi sebagai tindaklanjutnya. Namun, untuk hasil yang lebih efektif, dalam menerapkan sustainable living ini harus dilakukan selangkah demi langkah. Artinya, fokus ke salah satu permasalahan yang ada hingga selesai, lalu kemudian pindah ke permasalahan yang lainnya.

Akhir kata, “LET’S YOUR VOICE TO BE HEARD”. Salam Lestari!

Tinggalkan komentar

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑